-->

Tahapan Belajar Elektronuka gampang banget

Belajar Elektronika dasar

Hi sobat, apakah kamu mempunyai daya tarik dengan elektronika? Atau mungkin dengan multimeda digital saja? Di era sekarang ini sangat mudah sekali belajar ilmu khusus seperti elektronika, tidak hanya belajar disekolah, belajar secara mandiripun bisa dilakukan. Banyak sekali di internet konten-konten yang membahas tentang elektronika, tinggal saja dari mana anda memulainya. Saya sudah lama hobi dan cinta terhadap elektronika, pertamakali mengenal elektronika dari mang mul yang mengajarkan ke saya membongkar mobilan tamiya dan mengambil dinamonya.


Baiklah kita mulai belajar dasar elektronika hari ini. Sebelum masuk ke tahap awal elektronika ada hal mendasar yang wajib kamu ketahui, pertama kami harus mengenal, memahami kelistrikan dan cara pengukuranya. Tidak perlu terlalu dalam memahaminya karena disini kita bukanlah ilmuwan atau fisikawan yang berilmu tinggi.

Baca juga:
  1. Mengenal MultyTester Analog
  2. Mengenal Komponen Elektronika


Tahukah kamu jenis listrik yang dipakai dalam bidang elektronika ada dua jenis, pertama listrik dc (direct current/searah) sering disebut juga listrik arus lemah. Jenis listrik DC ini searah mempunyai polaritas + dan -.
Listrik jenis ke-dua yaitu listrik AC (Alternating current) listrik ini adalah arus listrik bolak balik yang umum digunakan sekarang.

Listrik dc banyak digunakan pada mainan anak, hp, tablet, senter dan peralanan portable lainya.
Listrik AC digunakan dalam skala besar, misalkan untuk menjalankan kompressor, mesin vacum, televisi dll.
Cara pengukuran kedua listrik ini berbeda, listrik ac hanya dapat diukur dengan skala AC pada multy tester, sedangkan listrik DC diukur menggunakan skala DC.


Kamu bisa mempraktekan pengukuran tegangan listrik sendiri dirumah, ada dua jenis alat ukur multytester digital yang menggunakan tampilan angka digital, dan multytester analog dengan jarum penunjuk.

Dalam melakukan pengukuran listrik DC anda harus mengetahui polaritas (+) (-) dan juga kisaran tegangan dari listrik tersebut, apabila tidak mengetahui berapa kisaran teganganya, kamu harus mengukur dengan menggunakan skala ukur yang lebih tinggi. Ini tujuanya mencegah kerusakan pada alat ukur, contoh nya skala DC x50v.


Perhatikan garis skala DC 1 s/d 50v pada meteran, apakah jarum menunjjukan angka yang bisa dibaca dengan baik. Jika tidak barulah kita bisa menurunkan skala ukur ke skala yang lebih rendah lagi, misalkan DC 10v.
Sebagai contoh saya akan mengukur tegangan output dari charger HP, anggap saja saya tidak tahu kisaran teganan outnya. Maka saya menggunakan skala ukur DC 50v, dan terbacalah pada meteran menunjukan garis ke 6 dari pertengahan anhka 0 dan 10v saya bisa simpulkan teganganya 6volt, karena setengah lebih 1 garis dari angka 5v tapi bagaimana kalau lebih rendah lagi dan tidak dapat dibaca? Nah disinilah kita harus menurunkan skala ukur ke yang lebih rendah lagi misal DC 10 dibawah nya, lalu mencobanya kembali.
Setelah dicoba ternyata jarum menunjukan angka 6 lebih 2 (pertengahan antara angka 6  setengah) pada garis ukur 1 s/d 10v, dapat kita simpulkan tegangan nya 6.2volt lebih akurat kan daripada skala ukur yang tinggi. Kira kira seperti inilah gambaran pengukuran kita tadi, saya harap dapat dipahami.
Komponen Elektronika

Cara seperti diatas juga berlaku untuk pengukuran listrik AC (alternating current), hanya saja skala yang digunakan adalah khusus AC misal AC 10, 50, 250, 1000. Untuk meteran yang dibaca sama juga seperti tadi, pada garis 0 sampai batas skala yang kita gunakan.
Sebagai contoh lagi nih, mengukur listrik dengan skala 250v maka meteran yang kita gunakan sebagai patokan ukuran yaitu garis pada 0 sampai 250v.
Sampai disini kalian paham kan?


Lanjut Kembali
Pada multy testernya ada dua kabel dan probe yang digunakan, kalau kalian mau mengukur tegangan arus searah (DC) kabel merah digunakan untuk polaritas (+) dan kabel warna hitam digunakan untuk polaritas (-), jangan sampai terbalik mengukurnya karena bisa menyebabkan kerusakan pada alat ukur.



  1. Saat kamu mengukur arus AC juga harus diperhatikan tidak boleh salah pilih skala, kamu hanya boleh memilih skala ukur AC Volt. Jika kamu tidak mengetahui berapa kisaran tegangan yang ingin diukur sebaiknya menggunakan skala tertinggi terlebih dahulu, baru nanti kalau jarum pengukuranya menunjukan angka yang terlalu kecil atau tidak bisa dibaca barulah kita turunkan skala ukur, sampai kita benar-benar menemukan hasil yang tepat.


Baiklah kalau masih belum paham juga silahkan tanyakan pada kolom komentar dibawah ini, saya akan jelaskan kembali tutorial caranya agar kalian bisa sama sama mengerti, setuju?